Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur, Bambang Agus Susetyo menuturkan, setelah adanya hasil revisi mengenai pelaksanaan K13, pemerintah berencana akan melatih kembali para guru-guru di sekolah terkait pelaksanaan K-13 pada tahun ini. Baca juga : Penyusunan Kurikulum Sejarah SD dan SMP Tidak Melibatkan Sejarawan, Begini Jadinya
Dan sebagai penanggung jawab, pihaknya tengah mempersiapkan 6.200 Instruktur atau pendamping K-13 se 38 Kabupaten/Kota (IK) jenjang SD,SMP dan SMA, bagi guru 29 ribu sasaran. "Implementasi Kurikulum 2013 (K-13) belum juga menemui ujungnya. Hingga empat tahun berjalan, proses penyiapan guru untuk melaksanakan K-13 ternyata belum juga rampung. Bahkan setelah direvisi, guru yang sudah dilatih sebelumnya kembali harus dilatih ulang. IK itu diusulkan 38 kabupaten/kota. Selanjutnya kita yang melatih sebelum mereka diterjunkan kembali ke daerah," ujar Bambang saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (26/5/2016).
Saat ini, tambahnya K-13 ini cukup memakan waktu. dan kalau semisal dengan adanya Reshuffle menteri apalagi mendikbut isunya terkena imbansya maka kebijakan-kebijakan yang selama ini sudah disusun oleh menteri tersbut otomatis akan terkena imbasnya.
Jika mengacu Permendikbud nomor 190 tahun 2014, road map K-13 baru akan rampung hingga 2020 mendatang. Karena itu, seluruh persiapan yang menyangkut SDM harus rampung pada 2019. "Itu pun jika tidak ada pergantian menteri. Padahal sekarang sudah ada kabar soal pergantian menteri yang bisa saja membuahkan kebijakan baru," tutur dia.
Mengenai pelatihan guru, pihaknya akan menerapkan in service learning (In) dan on service learning (On), selama tiga bulan di cluster masing-masing. "Dalam satu cluster tersebut, terdepat sekolah pengimbas dan sekolah sasaran. Pada saat In, guru sasaran dilatih di sekolah pengimbas. Selanjutnya pada saat On, guru akan didampingi dan dinilai oleh IK ketika mengajar di sekolah masing-masing," urai Bambang.
Lebih lanjut Bambang menjelaskan, sejumlah perubahan dalam K-13 ini ditujukan untuk penekanan pendidikan karakter. Selain itu, setiap satuan pendidikan wajib melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan pendidikan jasmani. “Praktik GLS itu memberi waktu 15 menit sebelum pelajaran untuk membaca buku dan menyediakan pojok membaca di sekolah,” katanya.
Ditanya mengenai dana yang akan di gunakan untuk Masing-masing cluster nanti pihaknya akan diberi anggaran dari kemendibud. "Tahun ini, dana yang kita dikucurkan dari Kemendikbud melalui LPMP untuk sekolah cluster sebesar Rp39 miliar,” tandas mantan Kepala SMPN 1 Tulungagung ini.
Sumber berita dan gambar : http://beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/267585/lpmp_akan_latih_guru_kembali_untuk_pelaksanaan_k-13.html
Dan sebagai penanggung jawab, pihaknya tengah mempersiapkan 6.200 Instruktur atau pendamping K-13 se 38 Kabupaten/Kota (IK) jenjang SD,SMP dan SMA, bagi guru 29 ribu sasaran. "Implementasi Kurikulum 2013 (K-13) belum juga menemui ujungnya. Hingga empat tahun berjalan, proses penyiapan guru untuk melaksanakan K-13 ternyata belum juga rampung. Bahkan setelah direvisi, guru yang sudah dilatih sebelumnya kembali harus dilatih ulang. IK itu diusulkan 38 kabupaten/kota. Selanjutnya kita yang melatih sebelum mereka diterjunkan kembali ke daerah," ujar Bambang saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (26/5/2016).
Saat ini, tambahnya K-13 ini cukup memakan waktu. dan kalau semisal dengan adanya Reshuffle menteri apalagi mendikbut isunya terkena imbansya maka kebijakan-kebijakan yang selama ini sudah disusun oleh menteri tersbut otomatis akan terkena imbasnya.
Jika mengacu Permendikbud nomor 190 tahun 2014, road map K-13 baru akan rampung hingga 2020 mendatang. Karena itu, seluruh persiapan yang menyangkut SDM harus rampung pada 2019. "Itu pun jika tidak ada pergantian menteri. Padahal sekarang sudah ada kabar soal pergantian menteri yang bisa saja membuahkan kebijakan baru," tutur dia.
Mengenai pelatihan guru, pihaknya akan menerapkan in service learning (In) dan on service learning (On), selama tiga bulan di cluster masing-masing. "Dalam satu cluster tersebut, terdepat sekolah pengimbas dan sekolah sasaran. Pada saat In, guru sasaran dilatih di sekolah pengimbas. Selanjutnya pada saat On, guru akan didampingi dan dinilai oleh IK ketika mengajar di sekolah masing-masing," urai Bambang.
INFO LAINNYA : Ini Penjelasan Mendikbud Soal Guru di Sekolah Merokok Bisa DimutasiSetelah guru sasaran mengikuti pelatihan in-on, mereka akan mendapatkan sertifikat kelayakan melaksanakan K-13 yang ditandatangani langsung oleh Mendikbud. “Instruktur juga orang-orang pilihan yang memiliki sertifikat kelayakan langsung dari Mendikbud,” tutur dia.
Lebih lanjut Bambang menjelaskan, sejumlah perubahan dalam K-13 ini ditujukan untuk penekanan pendidikan karakter. Selain itu, setiap satuan pendidikan wajib melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan pendidikan jasmani. “Praktik GLS itu memberi waktu 15 menit sebelum pelajaran untuk membaca buku dan menyediakan pojok membaca di sekolah,” katanya.
Ditanya mengenai dana yang akan di gunakan untuk Masing-masing cluster nanti pihaknya akan diberi anggaran dari kemendibud. "Tahun ini, dana yang kita dikucurkan dari Kemendikbud melalui LPMP untuk sekolah cluster sebesar Rp39 miliar,” tandas mantan Kepala SMPN 1 Tulungagung ini.
Sumber berita dan gambar : http://beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/267585/lpmp_akan_latih_guru_kembali_untuk_pelaksanaan_k-13.html
![]() |
LPMP Jatim Siap Latih Guru Terkait Pelaksanaan K-13 |