INFO GURU--Achmad Budi Cahyanto, guru seni rupa di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, menghembuskan napas terakhir usai dipukul muridnya sendiri, inisial HZF. Pak Guru itu meninggal dunia, Kamis (1/2) pukul 21.40 di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Baca juga : Ini Sikap Tegas FSGI Soal Tragedi Siswa SMA di Sampang Pukul Guru Hingga Meninggal Dunia
Sianit Sinta, istri almarhum kondisinya kini sedang mengandung buah cintanya dengan pak Guru Budi yang meninggal karean ulah siswanya. Itu kehamilan kedua bagi Anit, sapaan akrab Sianit Sinta. Sebelumnya, pada kehamilan pertama, dia keguguran. ”Kasian anak di dalam kandungan ini. Mau memanggil bapak ke siapa?” kata Anit di rumah duka di Dusun Pliyang, Desa Tanggumong, Kecamatan Sampang, Madura.
Anit menuturkan, saat Budi dibawa ke UGD RSUD Sampang pukul 17.00, pihak rumah sakit menyatakan pembuluh darah Budi sudah pecah. Di rumah sakit itu tidak ada dokter ahli saraf. Jadi, Budi harus dilarikan ke RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Sesampai Budi di Surabaya, perawat meminta ambulans tidak dibawa pulang dulu. Sebab, kondisinya sudah kritis dan tidak ada harapan untuk hidup. Pukul 21.40 sang suami pun dinyatakan meninggal dunia.
”Kami dan keluarga meminta keadilan dari pihak berwajib. Kami terkejut anak di bawah umur tega memukul suami saya. Jasanya sebagai guru kok dibalas dengan perlakuan keji,” ucap Anit yang menikah dengan Budi pada 5 November 2016 itu sambil meneteskan air mata. (JPG, 3/2)
Sianit Sinta, istri almarhum kondisinya kini sedang mengandung buah cintanya dengan pak Guru Budi yang meninggal karean ulah siswanya. Itu kehamilan kedua bagi Anit, sapaan akrab Sianit Sinta. Sebelumnya, pada kehamilan pertama, dia keguguran. ”Kasian anak di dalam kandungan ini. Mau memanggil bapak ke siapa?” kata Anit di rumah duka di Dusun Pliyang, Desa Tanggumong, Kecamatan Sampang, Madura.
Anit menuturkan, saat Budi dibawa ke UGD RSUD Sampang pukul 17.00, pihak rumah sakit menyatakan pembuluh darah Budi sudah pecah. Di rumah sakit itu tidak ada dokter ahli saraf. Jadi, Budi harus dilarikan ke RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Sesampai Budi di Surabaya, perawat meminta ambulans tidak dibawa pulang dulu. Sebab, kondisinya sudah kritis dan tidak ada harapan untuk hidup. Pukul 21.40 sang suami pun dinyatakan meninggal dunia.
”Kami dan keluarga meminta keadilan dari pihak berwajib. Kami terkejut anak di bawah umur tega memukul suami saya. Jasanya sebagai guru kok dibalas dengan perlakuan keji,” ucap Anit yang menikah dengan Budi pada 5 November 2016 itu sambil meneteskan air mata. (JPG, 3/2)
![]() |
Istri Almarhum Pak Guru Budi |