Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menilai kebanyakan guru saat ini tak fokus kegiatan mengajar karena terlalu sibuk mengurus persoalan administrasi di sekolah. Alhasil beban administrasi para guru itu pun menjadi persoalan dalam pendidikan di Indonesia.
Padahal jika merujuk survei Programme for International Student Assessment (PISA) atau Program Penilaian Pelajar Internasional, kualitas guru turut berpengaruh pada penilaian tersebut.
"Ini berkali-kali saya tekankan, mengenai beban administratif guru. Guru tidak fokus kegiatan belajar mengajar tapi lebih banyak dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan administratif. Ini tolong digarisbawahi," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas tentang Strategi Peningkatan Peringkat Indonesia dalam PISA melalui siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (3/4).
Ia juga menekankan pentingnya perbaikan lingkungan belajar siswa termasuk motivasi belajar dan menekan tindakan perundungan di sekolah. "Dari survei PISA dan juga evaluasi UN terdapat hubungan kuat antara kondisi sosial ekonomi siswa dengan capaian hasil UN atau skor nilai PISA," kata Jokowi.
Dari hasil survei PISA tahun 2018, skor rata-rata Indonesia menurun di tiga bidang kompetensi dengan penurunan paling besar di bidang membaca yakni 371 di posisi 74. Rata-rata kemampuan membaca negara yang tergabung dalam The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memiliki skor 487.
Sementara kemampuan matematika berada di skor 379 dengan posisi 73 dan kemampuan sains dengan skor 396 di posisi 71.
Penilaian internasional ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa secara komprehensif di seluruh dunia. PISA melakukan penilaian pada siswa di dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains. (cnni, 4/4)
Padahal jika merujuk survei Programme for International Student Assessment (PISA) atau Program Penilaian Pelajar Internasional, kualitas guru turut berpengaruh pada penilaian tersebut.
"Ini berkali-kali saya tekankan, mengenai beban administratif guru. Guru tidak fokus kegiatan belajar mengajar tapi lebih banyak dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan administratif. Ini tolong digarisbawahi," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas tentang Strategi Peningkatan Peringkat Indonesia dalam PISA melalui siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (3/4).
Baca juga : Adanya Wabah Virus COVID-19 Ungkap Kualitas Guru yang Gagap Pembelajaran OnlineSelain perbaikan kualitas dan beban administratif guru, Jokowi mengatakan, perlu perbaikan menyeluruh baik dari aspek peraturan, regulasi, anggaran, infrastruktur, dan manajemen sekolah.
Ia juga menekankan pentingnya perbaikan lingkungan belajar siswa termasuk motivasi belajar dan menekan tindakan perundungan di sekolah. "Dari survei PISA dan juga evaluasi UN terdapat hubungan kuat antara kondisi sosial ekonomi siswa dengan capaian hasil UN atau skor nilai PISA," kata Jokowi.
Dari hasil survei PISA tahun 2018, skor rata-rata Indonesia menurun di tiga bidang kompetensi dengan penurunan paling besar di bidang membaca yakni 371 di posisi 74. Rata-rata kemampuan membaca negara yang tergabung dalam The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memiliki skor 487.
Sementara kemampuan matematika berada di skor 379 dengan posisi 73 dan kemampuan sains dengan skor 396 di posisi 71.
Penilaian internasional ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa secara komprehensif di seluruh dunia. PISA melakukan penilaian pada siswa di dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains. (cnni, 4/4)
![]() |
Presiden Indonesia |