Di sejumlah daerah, guru-guru mengeluh kesulitan menerapkan Kurikulum 2013 (K-13). Keluhan guru menjalankan K-13 itu banyak masuk ke layanan pengaduan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Sekjen FSGI Retno Listyarti menjelaskan, masalah tersebut muncul di sekolah-sekolah yang baru mulai menerapkan K-13 tahun ini. ”Aturan Kemendikbud jelas. K-13 di sekolah yang baru melaksanakan diterapkan di kelas I, IV, VII, dan X,” katanya di Jakarta kemarin (23/7). Baca juga : Informasi Lengkap Program Pemkab Satu Guru Satu Laptop Tahun 2017
Perempuan yang juga guru di Jakarta tersebut mengatakan, dinas pendidikan seharusnya mengikuti arahan Kemendikbud. Kelas-kelas yang belum waktunya menerapkan K-13 tetap memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut dia, guru tetap butuh pelatihan K-13 supaya tidak bingung dalam mengajar.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno membenarkan bahwa tidak semua kelas di sekolah yang baru menjalankan K-13 diajar menggunakan K-13. Dia menerangkan, di sekolah baru itu, K-13 baru diajarkan di kelas I, IV, VII, dan X. ”Ditjen Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah) Kemendikbud sudah melakukan sosialisasi kepada daerah,” ujarnya.
Tahun ini Kemendikbud menambah cukup banyak sekolah pelaksana K-13. Total di semua jenjang, ada 38 ribuan unit sekolah yang baru menjalankan K-13. Sebelumnya jumlah sekolah yang telah menjalankan K-13 sekitar 17 ribu. Jadi, secara keseluruhan, tahun ini ada 55 ribu sekolah –mulai SD, SMP, hingga SMA/SMK– yang memberlakukan K-13.
Sumber : http://www.jpnn.com/read/2016/07/24/455996/Banyak-Guru-Kesulitan-Terapkan-K-13-
FAKTA di lapangan, ada sekolah yang menerapkan K-13 untuk kelas lain. Itu membuat guru yang belum dilatih K-13 menjadi bingung. Buku pembelajaran berbasis K-13 juga belum ada.
Perempuan yang juga guru di Jakarta tersebut mengatakan, dinas pendidikan seharusnya mengikuti arahan Kemendikbud. Kelas-kelas yang belum waktunya menerapkan K-13 tetap memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut dia, guru tetap butuh pelatihan K-13 supaya tidak bingung dalam mengajar.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno membenarkan bahwa tidak semua kelas di sekolah yang baru menjalankan K-13 diajar menggunakan K-13. Dia menerangkan, di sekolah baru itu, K-13 baru diajarkan di kelas I, IV, VII, dan X. ”Ditjen Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah) Kemendikbud sudah melakukan sosialisasi kepada daerah,” ujarnya.
Info Lainnya : Berikut Kriteria Guru Penerima Insentif Dari PusatTotok berharap implementasi K-13 di sekolah yang baru menerapkan tahun ini mengikuti program Kemendikbud. Tidak ada yang mendahului dengan menerapkan K-13 di semua tingkat kelas. Kecuali sekolah yang sudah tiga tahun menjalankan K-13, seluruh tingkat sudah memakai K-13.
Tahun ini Kemendikbud menambah cukup banyak sekolah pelaksana K-13. Total di semua jenjang, ada 38 ribuan unit sekolah yang baru menjalankan K-13. Sebelumnya jumlah sekolah yang telah menjalankan K-13 sekitar 17 ribu. Jadi, secara keseluruhan, tahun ini ada 55 ribu sekolah –mulai SD, SMP, hingga SMA/SMK– yang memberlakukan K-13.
Sumber : http://www.jpnn.com/read/2016/07/24/455996/Banyak-Guru-Kesulitan-Terapkan-K-13-
![]() |
Kontroversi K-13 |