Pelaksanaan UKG memang belum berakhir, namun beberapa guru telah menunjukkan kualitasnya dengan meraih nilai hampir sempurna (100). Seperti diketahui, sebanyak 2.031.174 dari total 2.587.253 guru di Indonesia yang sudah mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG). Sayangnya, hingga berita di posting belum ada guru yang mampu memeroleh nilai sempurna atau 100. Lihat juga Daerah Peraih Nilai UKG 2015 Terendah Sementara
Terkait hasil sementara tersebut, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sumarna Surapranata mengungkapkan, masih terlalu dini untuk mengumumkan nilai tertinggi atau terendah karena proses UKG belum selesai. Pihaknya pun masih optimistis terhadap kemungkinan guru yang mampu mendapat nilai 100.
Peningkatan kompetensi guru, ujar Pranata, diharapkan bisa membuat guru memiliki bargaining power. Menurutnya, bargaining power dilatarbelakangi karena adanya kualitas. "Guru harus punya bargaining power. Seperti pada era tahun 70-an, banyak guru yang mengajar di Malaysia. Sehingga, jika guru punya bargaining power, mereka bisa kerja di mana saja dengan kualitas yang baik," tandasnya
http://news.okezone.com/read/2015/11/20/65/1253078/banyak-guru-raih-nilai-ukg-nyaris-sempurna
Terkait hasil sementara tersebut, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sumarna Surapranata mengungkapkan, masih terlalu dini untuk mengumumkan nilai tertinggi atau terendah karena proses UKG belum selesai. Pihaknya pun masih optimistis terhadap kemungkinan guru yang mampu mendapat nilai 100.
"Hingga saat ini ada guru di SMA di Papua Barat, Sorong, yakni pada mata pelajaran bahasa Jerman mendapat nilai 93,33. Ini sangat luar biasa," ujar Pranata. Pranata sendiri tak mau membongkar identitas guru tersebut lantaran belum saatnya menyebut nilai tertinggi. Selain itu, kata dia, ada juga guru kimia SMA di Cirebon yang memeroleh nilai 96,67. "Di Aceh juga ada guru matematika SMA yang dapat nilai 95," terangnya.
Peningkatan kompetensi guru, ujar Pranata, diharapkan bisa membuat guru memiliki bargaining power. Menurutnya, bargaining power dilatarbelakangi karena adanya kualitas. "Guru harus punya bargaining power. Seperti pada era tahun 70-an, banyak guru yang mengajar di Malaysia. Sehingga, jika guru punya bargaining power, mereka bisa kerja di mana saja dengan kualitas yang baik," tandasnya
http://news.okezone.com/read/2015/11/20/65/1253078/banyak-guru-raih-nilai-ukg-nyaris-sempurna
![]() |
Info Hasil UKG |